Tas Tali Kur – Seolah tak pernah tergerus zaman, kesenian talikur selalu mampu mengikuti perkembangan zaman dengan selalu menampilkan desain yang cantik dan menawan hati. Tak bisa dipungkiri bahwa kesenian talikur itu sendiri merupakan kesenian yang tergolong unik dan menarik yang pernah ada di dunia.
Sejarah Talikur

Kerajinan talikur ini sebenarnya terkenal atau populer di seluruh dengan nama Macrame. Nah, di Indonesia sendiri umum dipanggil dengan nama talikur. Macrame dipercaya berasal dari penenun Arab pada abad ke-13 yang mana saat itu mereka membuat simpul dari benang-benang. Simpul tersebut dirangkai hingga ke tepi kain sambil menggerakkan tangan hingga membentuk anyaman yang dekoratif menjadi syal, kerudung, dan handuk.
Kata macrame sendiri berasal dari bahasa Arab yakni migramah (مقرمة), yang bermakna handuk bergaris-garis, selubung bersulam, atau hias pinggiran. Menurut beberapa sumber, setelah Moorish ditaklukkan, seni macrame ini kemudian dibawa ke Spanyol dan menyebar ke seantero Eropa. Lalu, diperkenalkan ke Inggris pada masa Maria II of England di akhir abad ke-17.
Kerajinan ini menyebar dengan cepat dengan perantara para pelaut yang ternyata mengerjakan kerajinan talikur ini saat berlayar lalu kemudian diperjualbelikan di daerah tempat mereka mendarat. Sebab inilah kemudian seni talikur ini bisa menyebar hingga ke tanah Cina dan belahan dunia lainnya.
Talikur di Abad 19-an
Pada abad ke-19, pelaut Amerika dan Inggris menciptakan bell fringe, tempat tidur gantung, dan ikat pinggang yang lalu disebut dengan rajutan kotak sebab ketika dikerjakan simpul yang banyak digunakan adalah simpul berbentuk kotak-kotak.

Macrame atau talikur terpopuler di zaman Victoria ialah Sylvia’s Book Macrame Lace (1882), menjadi favorit sebab menunjukkan kepada tiap pembacanya tentang cara bagaimana mengerjakan banyak trimming dengan menggunakan warna hitam dan warna pilihan lain. Hasil akhirnya bisa dipakai untuk aksesoris rumah tangga, untuk di rumah, taman pesta, pantai, dan lain sebagainya.
Walau populeritasnya sempat menurun, namun saat ini kembali naik daun lalu dijadikan untuk membuat hiasan dinding, seprai, celana pendek jins kecil, bahan pakaian, gorden, taplak meja, gantungan tanaman dan lain-lain.
Selain itu perhiasan macrame juga menjadi populer di kalangan neo-hippie Amerika di awal tahun ’70-an. Simpul yang dominan ketika itu ialah simpul persegi (square knot) dan simpul granny. Jenis ini sering digunakan untuk membuat perhiasan tangan dengan ditambahkan manik-manik, kaca, atau unsur-unsur natural lain seperti kulit atau tulang.
Perkembangan Talikur di Indonesia
Akhir-akhir ini kesenian macrame (talikur) berupa kalung, gelang kaki, dan gelang tangan menjadi bentuk yang paling populer digunakan di Indonesia. Tidak hanya itu, talikur juga diaplikasikan menjadi bermacam-macam barang yang diinginkan oleh masyarakat tanah air.
Sebagai contoh tas macrame (kadang disebut tas rajut sebab motifnya yang mirip dengan tas rajutan), dompet, gelang, ikat pinggang, bahkan menjadi sepatu serta sandal juga mengadopsi kesenian macrame ini. Walaupun tidak disebut seni macrame (karena tidak populernya macrame itu sendiri di Indonesia) tapi jika dilihat dari proses pengerjaannya kerajinan ini bisa digolongkan kesenian macrame. Perbedaannya hanya pada bahan yang digunakan, motif, serta hasil akhir kreasinya.
Contoh Gambar Tas Talikur
Berikut adalah contoh gambar tas dari talikur yang bisa dijadikan inspirasi dan jika kamu ingin tahu bagaimana bayangan cara membuat tas dari talikur. Check this out!



























Demikian pembahasan mengenai sejarah dan perkembangan kesenian tali beserta contoh gambar tas dari talikur yang terlihat sangat cantik dan menawan hati para wanita.
Leave a Reply